JAKARTA, (3/6) kabaripost – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng komunitas hobi untuk mempromosikan potensi dan industri ikan hias tanah air melalui Nusantara Aquatic (Nusatic) 2024.

“Kami ingin masyarakat melihat lebih dekat ikan hias ini, karena dapat dilakukan dimana saja dan tak butuh lahan besar,” ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo saat konferensi pers jelang penyelenggaraan Nusatic 2024 di Serpong, Tangerang Selatan.

Merujuk data ITC Trademap, Budi menyebut pasar global ikan hias, sejak tahun 2017-2022 pertumbuhan nilai impor ikan hias global mencapai 2,63% per tahun. Dia menyontohkan, nilai impor ikan hias dunia pada tahun 2017 sebesar USD314,89 juta, sempat turun di awal covid-19, namun justru meroket di tengah pandemi.

“2020 sempat turun ke USD297,79 juta, tapi di tahun 2021 langsung melonjak menjadi USD365,97 juta,” tuturnya.

Baca juga : Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Rommel Pasaribu mengapresiasi Waste Station RDTX.

Dari tingginya permintaan tersebut, pada tahun 2022 Indonesia mampu mencapai pangsa pasar ikan hias global sebesar 11,1% dan menempati posisi ke-2 sebagai eksportir ikan hias terbesar dunia setelah Jepang. Budi mengungkapkan impor ikan hias dunia didomonasi jenis ikan hias air tawar dengan proporsi 77,3%.

“Kebayang kan permintaannya tinggi dan tentu kami optimis bisa meningkatkan market share ikan hias mengingat Indonesia dibekali keanekaragaman ikan hias air tawar,” urainya.

Sementara Staf Khusus Wakil Presiden, Yusman Effendi mendukung penuh pameran ikan hias bertajuk Nusantara Aquatic (Nusatic) 2024. Bahkan dia berharap kegiatan ini berlangsung rutin. “Prinsipnya dari kami mendukung penuh kegiatan ini,” tutur Yusman.

Baca juga : Jakarta Half Marathon: Lomba Lari Merayakan Semangat Sukses Jakarta untuk Indonesia

Senada, Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP, Erwin Dwiyana menyebut Nusatic 2024 merupakan kegiatan kolaborasi KKP dengan PT Akuatik Flona Nusantara. Dikatakannya, komoditas ikan hias juga memiliki efek pengungkit (multiplier effect) seperti peluang usaha tanaman akuatik, akuarium, hingga aksesoris.

Karenanya, di pameran ikan hias bertaraf internasional ini, KKP memfasilitasi partisipasi 12 UMKM ikan hias, tanaman akuatik, dan aksesoris.

“Di Nusatic 2024, kami ingin masyarakat melihat langsung bahwa ikan hias bukan hanya tentang ikannya, tetapi juga ada peluang lain seperti tanaman akuatik, sampai akseroris,” terang Erwin.

Erwin optimis Nusatic sebagai pameran ikan hias terbesar di Tanah Air bisa mendatangkan 30 ribu pengunjung serta menghasilkan transaksi hingga Rp60 miliar. Terlebih berdasarkan info dari panitia, sejumlah negara telah memastikan partisipasinya seperti Australia, Belanda, Inggris, Vietnam, dll.

Selain itu, KKP juga menyiapkan side effent di Nusatic 2024, seperti international conference, talk show, kontes ikan hias, business matchmaking dan farm visit.

“Intinya melalui Nusatic ini kami ingin membuka wawasan masyarakat bahwa ikan hias merupakan peluang yang nyata yang bisa dioptimalkan,” tutupnya.

Sebagai informasi, Nusatic 2024 merupakan pameran ikan hias tahunan. Kegiatan ini digelar selama 3 hari mulai 7-9 Juni 2024, bersamaan dengan Nusapet atau pameran hewan peliharaan di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten. Pada hajatan sebelumnya atau Nusatic 2023, tercatat nilai transaksi sebesar Rp40 miliar dari 16.129 ekor ikan hias.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong dan meminta startup mendukung pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sehingga semakin banyak yang mampu bersaing di pasar global. Dia mengaku optimistis bahwa usaha ikan hias air tawar beserta turunannya akan menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi UMKM di masa depan.

HUMAS PDSPKP

Sumber : KKP WEB

(Red)

By admin