Jakarta, 23 Februari 2023 – kabaripost
Kadafi Yahya sebagai Direktur PT Mirah Ganal Energi menghadiri acara Energi Mining Outlook 2023 yang sekaligus sebagai narasumber acara tersebut dengan tema “Mengukur Ketahanan Energi RI Ditengah Awan Gelap Ekonomi” di Gedung Sopo Del Tower Jakarta (23/2/2023) memberikan wawancara kepada media elektronik bahwa; “Misinya akan terbangun di negara kita karna Kita juga melihat seksi sekali Indonesia dari hasil tambangnya yang sangat melimpah.Terkait dengan adanya larangan ekspor oleh Pemerintah Indonesia, kalau kita tidak keras akhirnya barang mentahnya dibawa keluar. Selama ini hanya diekspor saja, untuk memproses ini butuh smelter, smelter butuh pabriknya, pabriknya butuh semi konduktor yang sebenarnya Indonesia tidak punya. Kalau itu semua terjadi barangnya mau dibuang kemana. Akhirnya kita mengekspor juga tapi minimal yang diekspor itu barang jadi turunan dari proccessing tersebut.
Saya hanya memproses ways-ways yang terjadi dibanyak lokasi. Ways di pembakaran, kondensan maupun gas. Dari kondensan kita proses menjadi bahan baku. Kalau gas kita proses menjadi LNG dan dibawa ke pabrik-pabrik. Hal tersebut diproses lapangan kerja terbangun dan perekonomian berputar dan ada juga perpajakan. Dari segi impor juga ada kontribusi kita, hal ini jelas akan memberikan peningkatan seperti tadi impor negara akan menurun, ways akan kita proses menjadi energi dan bisa dipergunakan. Kalau untuk kedepannya kita membutuhkan lagi asupan bahan baku bisa kita proses akhirnya menjadi energi-energi tambahan buat Pertamina dan Negara.
Dalam segi pendanaan agar bisa meraise fund untuk membangun fasilitas-fasilitas tersebut. Ahli di Indonesia itu sangat bagus dan besar. Karena di setiap pimpinan kita di pemerintahan mereka fleksibel. Tapi permasalahan bukan disitu, tanpa adanya dana yang ada akhirnya pihak asing atau pihak luar yang memiliki dana membangun di Indonesia akhirnya mereka memiliki dan mereka mendapatkan keuntungan. Ini bagaimana caranya anak bangsa bisa meraise fund dan bisa membangun fasilitas-fasilitas tersebut akhirnya mendapatkan keuntungan untuk anak bangsa sendiri. Itulah support pemerintah sangat penting disitu yaitu pemerintah menjamin pembelian barang-barang yang dibuat, dengan pemerintah menjamin otomatis mereka bisa mendapatkan pendanaan. Bukan dikasih uang, tidak perlu dikasih uang. Hanya jaminan dari pemerintah sudah cukup membantu.
Selama ini, dukungan keuangan kebanyakan berasal dari organisasi. Jika ada dukungan lebih dari pemerintah, menurutnya, bisa berkembang dalam jangka panjang.
Apalagi pemerintah sudah mencanangkan mikro atau mini refiner 2017, sejak dibukanya perizinan ini swasta boleh bangun kilang kecil, tapi sebenarnya masih sangat minim.
Dan dukungan finansial untuk pengolahan flare gas masih sangat kecil, karena masih dipertanyakan kestabilan. Jika ada dukungan, dan asupan, bahan baku dari SKK migas kepada pemain lainnya bisa berkembang.
Selanjutnya produk ini akan kembali ke Pertamina sendiri, mereka akan jadi main buyer sebelum ke masyarakat. Kalau mereka bisa support juga jadi stand by buyer akan lebih memudahkan lagi.
Harapan kedepannya harus berhati-hati karena seksinya Indonesia bukan menjadi hal positif. Makin seksi menjadi berbenturan di dunia secara internasional. Semua negara matanya ke Indonesia yang menjadikan akhirnya bisa jadi surplus atau negatif. Jelas kalau buat negara kita harus positif dengan adanya smelter baru, pabrik baru, ada produk baru yang bisa diekspor keluar dari Indonesia. Itu menjadi nilai plus untuk semua negara. Terkait perang dagang antara Amerika dan China, mungkin Amerika akan ikut masuk apakah akan bersaing dengan baik itu yang kita tidak tahu. Kita harus fokus dan mencintai negeri ini demi keberlangsungan kita kedepannya, ” tutupnya.