Kabaripost.com-
Jakarta-Terpaparnya BUMN oleh faham radikal yang diungkap BNPT maupun BIN,sebenarnya merupakan temuan berdasarkan riset yang dilakukan oleh P3M ( Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat ).
Diskusi publik Ini di inisiasi oleh Fokal UI ( Forum Komunikasi Universitas indonesia ) yang dihadiri oleh Penanggung Jawab Aliansi Relawan Jokowi( R.Haidar Alwi,),Tedy wibisana,M.Fajroel Rahman,Bob randi Lawe,Dr.Reza Haryadi dll,acara di laksanakn pada hari Rabu,26 Juni 2019 di Museum Gedung Juang jakarta Pusat.
Riset itu dilakukan di 100 masjid yang ada di dilingkungan Pemerintah,baik di BUMN,lembaga negara,maupun di 35 kementrian, 28 lembaga negara dan 37 BUMN.Jelas teddy wibisana.
Menurut Hasil Riset P3M secara keseluruhan menunjukkan bahwa : 41 % masjid dilingkungan pemerintah baik di BUMN,lembaga negara,maupun kementrian,terindikasi disusupi paham radikal secara rinci ;
1.untuk lembaga tinggi negara ada 30 % ( 8 dari 28 masjid )
2.Untuk kementrian ada 34 % ( 15 dari 35 masjid )
3.Untuk BUMN paling besar yaitu 55 % ( 21 dari 37 masjid )
Menurut informasi definisi P3M ,dianggap Radikal karena :
1.Cenderung Menganggap kelompoknya paling benar dan kelompok lain salah
2.Mudah mengkafirkan kelompok lain.
3.Tidak bisa menerima perbedaan, baik perbedaan yang berbasis etnis,agama,maupun budaya,
Klasifikasi pandangan menurut derajat Radikalismenya rendah,sedang dan tinggi ada sebuah lembaga yang mendefinisikan.Yang dimaksud radikalnya rendah artinya secara umum cukup moderat tetapi berpotensi Radikal,misalnya,dalam konteks intoleransi,khatib tidak setuju tindakan intoleran,tetapi memaklumi jika terjadi intoleransi.
Selanjutnya yang dimaksud tingkat Radikalismenya sedang,misalnya dalam konteks intoleransi,Khatib setuju tetapi tidak sampai mempropokasi jemaah untuk bertindak intoleran,lebih dari itu Radikalismenya Level tertinggi,yaitu,dimana khatib bukan sekedar setuju,tetapi juga mempropokasi ummat agar melakukan tindakan intoleran,ujar tedy wibisana.
Senada dengan hal tersebut, penanggung Jawab Aliansi Relawan Jokowi ( ARJ )R.Haidar Alwi juga Mengatakan.
“Infiltrasi secara definisi merupakan kegiatan penyusupan atau campur tangan oleh pihak lain tanpa adanya persetujuan atau izin.Kegiatan infiltrasi yang saat ini sering terjadi adalah mengenai infiltrasi ideologi.ujarnya.
Lebih lanjut Haidar Juga menjelaskan.”Indonesia sebagai negara maritim memiliki budaya dan luas daerah yang sangat besar,namun disatukan oleh suatu ideologi pancasila,sedangakan pancasila yang selama ini sudah menyokong berdirinya negara indonesia dan tentunya infiltrasi ini dilakukan oleh berbagai macam pihak untuk mencapai agenda atau tujuan pihak tertentu,maka tindakan yang harus dilakukan adalah pendekatan infiltasi Ideologi,tandasnya.
Reporter
4liv