Bogor-Silaturahmi perdana awak media kabaripost.com yang datang berkunjung kekantor lurah pakan sari disambut Masturo dengan ramah dan bersahabat seperti layaknya keluarganya sendiri,pada jumat,23 oktober 2020,

Sepintas kesan yang tertangkap beliau orang yang ramah dan humoris,namun karakter aslinya yang berdarah banten terkadang sulit untuk dibuang begitu saja,sebab dalam menjalani roda pemerintahan diwilayahnya,saat dirinya harus bisa menahan rasa sabar terasa berat ketika menemui hal yang menyebalkan dihadapannya.

menurut masturo,”hampir 26 tahun saya mengapdi di kabupaten bogor kang,paling lama disetda,usia saya 47 tahun artinya saya sudah kelotokan meuren,dengan ciri khas sundanya beliau berbicara sambil iya teruskan perbincangan tadi,

“sesungguhnya keluarga yang dibanten sudah lama pareman obor kalau kata orang sunda mah,kalau yang disini mama falaq pagentongan tau ngak,kalau dari kakek buyut saya masih bersaudara ( sepupuhan),sering saya diajak berziarah kesana dan saya lihat banyak pejabat yang datang,namun karena kurang dekat sehingga agak sedikit malu ungkapnya.

Disinggung tentang stdion pakan sari yang konon akan dijadikan tuan rumah (icon ) dalam persepak bolaan dunia dan telah terkonsep dalam draf pembangunan,beliau menjelaskan.

“Alasan kenapa pakan sari tidak jadi sebagai tuan rumah saya kurang tau ya,yang saya tahu dipindahkannya kebandung jalak harupat katanya,namun pembangunan tetap dilaksanakan,kalau jalan keselatan sudah ada tuh,nanti jalan arah ketimur dibikin untuk persiapan itu dan jalan poros timbulnya ke-itc,nanti yang kena itu tanahnya PT Damster dan MRC yang ada dipinggiran,kalau arah yang kebarat tembusnya ke suka hati,paparnya

Masih kata lurah,”Saya sebagai pemerintah wilayah setempat senang apabila pakan sari jadi tuan rumah untuk piala dunia,namun karena dialihkan kebandung ya sudahlah,sebenarnya kalau bicaranya strategis,tentunya ada dikita,tol dekat tinggal plong arah menuju stadion sebab hal itu standar ukuran dunia,pungkasnya.

Reporter

Yulyanah

By admin