Bogor – kabaripost
“Panaskan badan, bakar lemak, bakar semangat, dinginkan hati dan pikiran.” Slogan itu kembali digaungkan dalam kegiatan Senam Bogor Istimewa (SBI) yang digelar Gapersus di Situ Plaza Cibinong, Sabtu pagi. Namun di balik pesan hidup sehat yang terus dikampanyekan, tingkat partisipasi masyarakat masih menjadi catatan serius. Sabtu, 06/12/2025.
Pantauan di lapangan, jumlah peserta yang hadir tercatat sekitar 55 orang. Angka ini dinilai belum sebanding dengan potensi warga Cibinong yang jumlahnya mencapai ratusan ribu jiwa. Peserta pun masih didominasi kaum ibu, sementara keterlibatan pemuda dan pekerja produktif terbilang minim.
Ketua Umum Gapersus, Aliv Simanjuntak, mengakui bahwa keterbatasan dukungan masih menjadi kendala dalam memperluas jangkauan SBI. “Kami bergerak dengan kemampuan sendiri. Di tengah masifnya kegiatan olahraga berlabel pemerintah seperti Car Free Day, kegiatan-kegiatan komunitas seperti ini sering luput dari perhatian,” ujarnya.
Menurut Aliv, dominasi program besar seperti Car Free Day memang positif, tetapi berpotensi meminggirkan inisiatif akar rumput yang sifatnya rutin dan berkelanjutan. “Kami tidak anti CFD, tapi mestinya ada ruang adil untuk semua gerakan masyarakat. Jangan sampai yang kecil justru terpinggirkan,” tegasnya.
Meski jumlah peserta belum signifikan, Gapersus tetap konsisten menjadikan SBI sebagai agenda mingguan. “Kami tidak mengejar viral, kami mengejar keberlanjutan. Kalau 55 orang tapi rutin, itu lebih bermakna daripada ramai sekali lalu hilang,” kata Aliv.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, SBI digelar di Situ Plaza Cibinong yang lokasinya strategis dan hanya berjarak selemparan sandal dari Kantor Gapersus di Gang Nurul Abror, Jalan Tegar Beriman. Ironisnya, lokasi yang representatif ini belum mampu mengundang partisipasi luas tanpa dukungan promosi yang memadai.
Kegiatan dimulai sejak pukul 07.00 WIB dengan kumpul peserta dan pukul 08.00 WIB dimulai senam bersama. Usai senam, peserta biasanya menggelar diskusi ringan, ngopi, hingga berbagi persoalan sosial yang justru kerap melahirkan kesadaran kolektif tingkat lokal.
SBI di Situ Plaza kini bukan sekadar soal olahraga, tetapi juga potret ketimpangan perhatian terhadap gerakan kesehatan warga. Di saat Pemda sibuk mengonsentrasikan energi pada Car Free Day, gerakan kecil seperti SBI justru memikul beban konsistensi di akar rumput, bergerak tanpa sorotan, namun terus menyala. (AIPBR )
