Banyuwangi – kabaripost.com

Tak kurang dari 90 orang Imam (Pastor) Katolik dari 7 wilayah Keuskupan se Pulau Jawa menggelar pertemuan tahunan, atau ‘Temu Unio” tahun 2023 di Kota Banyuwangi, Jatim.

Pertemuan para Imam Katolik tersebut digelar selama 3 hari, yakni 12-15 September 2023, dibuka secara resmi oleh Uskup Keusupan Malang, Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan,O.Carm, pada Selasa, 12 September 2023 (malam) di hall Hotel Ketapang Indah Resort.

Dipilihnya Bayuwangi, yang secara kewilayahan termasuk dalam wilayah Keuskupan Malang, adalah karena di Banyuwangi terdapat suku Osing, yang memiliki banyak keunikan diantara berbagai suku yang ada di sepanjang pulau Jawa.

Suku Osing adalah satu-satunya suku di Pulau Jawa yang hingga kini masih mempertahankan bahasa Osing yakni turunan dari Bahasa Jawa Kuno yang hingga kini digunakan masyarakat setempat dalam keseharian mereka. Selain bahasa adat yang berbeda dari daerah lain, suku Osing memiliki lagu adat Tutupe Wirang yang terkenal.

Salah satu kalimat terakhir dari lagu Tutupe Wirang yang dikenal luas di kalangan masyarakat Banyuwangi tersebut adalah “Riko hang dadi tutupe wirang” atau Engkau yang jadi tutupnya malu.

Dalam bait yang termuat kalimat “Riko hang dadi tutupe wirang” tersebut menggambarkan bahwa melupakan masa lalu merukapan hal yang sulit, meskipun harus dilakukan. Subjek lagu juga digambarkan memiliki rasa keihklasan untuk melepaskan masa lalunya. Cintanya dengan kekasih barunya memang tak sama, karena cinta memiliki ceritanya sendiri.

Uskup Keusupan Malang, Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan,O.Carm dalam sambutannya saat membuka temu unio Imam Katolik Regio Jawa tersebut menjelaskan, dengan mengangkat tema ‘Nebar Kasih, Nggayuh Idaman’ diharapkan para Imam Katolik dari 7 wilayah Keuskupan seluruh Jawa, dapat meningkatkan persaudaraan, spiritualitas dan pastoral.

‘Tema ini digagas dengan inspirasi dari seruan Paus Fransiskus tentan solidaritas. Maka para Imam diosesan yang hadir dalam pertemuan ini disiapkan untuk mengalami perjumpaan dengan masyarakat dan budaya Osing, dalam suasana persaudaraan,” ujarnya.

Pembukaan acara Temu Unio Regio Jawa tersebut diawali dengan misa kudus yang langsung dipimpin Uskup Keusupan Malang, Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan,O.Carm, dengan iringan paduan suara Gema Gita Choir (GGC) dari umat paroki Maria Ratu Damai, Banyuwangi.

Ketua Panitia Penyelenggara, Pastor RD Ign. Adam Suncoko yang ditemui usai misa kudus tersebut mengatakan, peserta Temu Unio Regio Jawa tahun 2023, melibatkan 90 orang imam Katolik. Mereka berasal dari Keuskupan, Surabaya, Malang, Semarang, Purwokerto, Bandung, Bogor dan Keuskupan Agung Jakarta.

Dijelaskannya, tema yang diangkat dalam Temu Unio Regio Jawa tahun 2023, sangat relevan untuk para Imam Diosesan, yakni menemukan arti hidup sebagai orang-orang yang terpanggil berinkardinasi dengan suatu Keuskupan.

“Pesan Paus Yohanes XXIII, menghantarkan kita bahwa pembelajaran menemukan perbedaan dan persamaan dengan saudara-saudara lintas agam, menjadi modal untuk terjadinya persaudaraan sejati yang didasari cinta, dan bukan kepentingan sesaat,”ujarnya.

Sementara itu, panitia lokal dari Paroki Maria Ratu Damai, Banyuwangi, RD Fransiskus Aryodiwarno, Pr menjelaskan, selama tiga hari pelaksanaan Temu Unio Regio Jawa di Banyuwangi, para Imam Katolik yang megikuti kegiatan tersebut menggelar beberapa meeting formal antar Keuskupan.

Selain berdialog dengan masyarakat Osing, peserta juga mengunjungi beberapa desa wisata di seputaran Banyuwangi, berkunjung ke Sanggar Genjah Arum, Sanggar Sapu Jagad, dan menyaksikan gelar seni kolaboratif sendra tari Nebar Kasih Nggayuh Idaman.

Menyinggung pertumbuhan umat Katolik di Keuskupan Malang,

RD Fransiskus Aryodiwarno, Pr menjelaskan, ada perkembangan positif, dimana jumlah umat Katolik Keuskupan Malang, terus bertambah setiap tahunnya. Data terakhir tahun 2022, jumlah umat Keuskupan Malang mencapai 80 ribu jiwa. Demikian pula pertumbuhan imam atau rohaniwan Katolik terus bertambah setiap tahunnya.

By admin