Jakarta – kabaripost

Sensus Pertanian 2023 (ST2023) sudah di depan mata. Kegiatan nasional yang diselenggarakan setiap sepuluh tahun sekali oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. ST merupakan satu dari tiga sensus yang dilaksanakan oleh BPS sebagai lembaga penyedia statistik dasar di Indonesia.

ST2023 merupakan Sensus Pertanian ketujuh sejak dilaksanakannya pada tahun 1963. ST2023 dilakukan untuk mengakomodasi variabel yang dibutuhkan untuk kelengkapan data pertanian yang berkembang sangat dinamis, menjawab kebutuhan data baik di level nasional maupun internasional, dan dirancang untuk memperoleh hasil yang berstandar internasional dengan mengacu pada program Food and Agricultural Organization (FAO) yang dikenal dengan World Programme for the Cencus of Agriculture (WCA).

Sebagai upaya menyosialisasikan ST2023 serta sebagai penanda dimulainya secara resmi publisitas ST2023 secara masif, maka diadakan “Kick Off Publisitas ST2023” pada hari ini (29/11/22) di Hotel Swiss-Belhotel Mangga Besar Jakarta.

BPS mengundang humas kementerian/lembaga; asosiasi di bidang pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, dan perkebunan; influencer, serta media massa dalam acara ini.

Pelaksanaan ST2023 di seluruh wilayah Indonesia, baik perkotaan maupun perdesaan pada 1-31 Mei 2023 akan menggunakan informasi awal dari Daftar Preprinted hasil Sensus Penduduk 2020, data Kementan, KKP, KLHK, dan sumber lainnya. Terdapat tiga moda pendataan yang digunakan dalam ST2023 adalah Paper Assisted Personal Interviewing (PAPI), Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI), dan Computer Assisted Web Interviewing (CAWI).

Cakupan subsektor yang dicatat dalam ST2023, terdiri dari subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan, dan jasa pertanian. Unit usaha pertanian ST2023 yang akan didata mencakup Usaha Pertanian Perorangan (UTP), Usaha Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB), dan Usaha Pertanian Lainnya (UTL). Data hasil ST2023 dipersiapkan untuk menjawab isu global dan tantangan nasional.

“Untuk menghadapi isu kunci pertanian global dan isu pertanian nasional ST2023, transformasi sistem pertanian dan pangan untuk lebih inovatif, berdaya saing, dan berkelanjutan adalah kunci. Oleh karena itu, ST2023 menyajikan data untuk pembuatan keputusan berbasis bukti (evidence based decision) dalam transformasi sistem pertanian dan pangan,” ujar M. Habibullah, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, saat membuka Kick Off Publisitas ST2023.

ST2023, selain menghasilkan data struktur pertanian dan petani gurem (seperti data yang dihasilkan dalam ST2013), juga akan menghasilkan data terkait indikator SDGs pertanian, small scale producer (petani skala kecil sesuai standar FAO), geospasial statistik pertanian, dan manajemen pertanian (kelembagaan, adopsi teknologi informasi dan komunikasi, dan lain-lain).

Kegiatan ST2023 tentunya membutuhkan kolaborasi, dukungan publisitas, serta pemanfaatan data dari berbagai pihak, baik dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah, asosiasi, serta pemangku kepentingan lainnya.

Penyebarluasan informasi dalam publisitas ST2023 diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya Sensus Pertanian dan akhirnya masyarakat, khususnya pelaku usaha pertanian, mau berpartisipasi untuk didata dengan memberikan jawaban yang benar.

Sukseskan Sensus Pertanian 2023, Mencatat Pertanian Indonesia untuk Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani. (Red)

 

 

 

 

By admin