Malang – kabaripost.com
Film layar lebar terbaru berjudul Sayap Garuda siap hadir dengan membawa pesan kuat bagi pelajar Indonesia: hentikan perilaku bullying.
Mahesa Prabu Febriyanto, pemeran Robert dalam film ini, mengaku bangga bisa terlibat. “Rasanya senang main di film ini karena untuk anak-anak dan masyarakat agar mau belajar dan stop bullying. Tidak ada kesulitan, saya baca naskah dan hapalin sampai dua minggu. Banyak pesan-pesan baik dari film ini,” ujarnya.
Mahesa sendiri bukan wajah baru di dunia hiburan. Mahesa Prabu Febriyanto umur 8 thn kelas 2 SD, nama SD nya adalah SD Unggulan sang Cipta Rasa atau SDU SCR Indramayu. sebelumnya pernah membintangi FTV SCTV Menantu Durhaka dan film layar lebar Imah di Cianjur. Prestasinya pun tak sedikit. “Sejak umur 1,5 tahun saya juara satu fotogenic di Surabaya. Saya di usia 5 tahun jadi penari topeng terbaik tingkat Provinsi Jawa Barat di Bandung 2022, juara dua ajang Model Nasional Heritage Indonesia 2024 di Jakarta, dan penari topeng terbaik nasional di Bali tahun 2024,” jelasnya.
Sutradara Sayap Garuda, Tarmizi Abka yang akrab disapa Pak Jimmy, menegaskan bahwa film ini dibuat melalui proses panjang. “Pembuatan film Sayap Garuda sangat panjang, ya mulai dari riset. Kita mengambil sekolah-sekolah, 30 sampai 50 sekolah yang ada di Malang Raya. Kami ingin memberikan pesan lewat film ini: jangan ada lagi pembullyan. Tidak ada lagi saling menyakiti, merasa kuat dan hebat. Mudah-mudahan bisa memberi pesan kepada seluruh pelajar Indonesia agar tidak ada lagi yang membully,” katanya.
Pak Jimmy juga menceritakan tantangan saat mengarahkan para pemain cilik. “Kesulitannya kalau mendirect anak-anak standar ya, susah diatur, tidak langsung paham saat kita memberikan masukan. Di sini ada 50 lebih pemain anak-anak. Tapi kami berikan ruang ekspresi untuk anak-anak di daerah,” jelasnya.
Proses produksi film ini sudah berjalan delapan bulan. “Mulai dari riset, latihan membuat karakter, sampai syuting. Untuk tayangnya mungkin bisa satu tahun,” ungkap Pak Jimmy.
Lokasi syuting Sayap Garuda dilakukan di berbagai tempat di Malang, mulai dari pantai hingga spot budaya khas daerah. “Kami sengaja mengangkat culture lokal supaya film ini tidak hanya kuat dari sisi pesan moral, tapi juga bisa memperkenalkan budaya Malang,” tambahnya.
Film Sayap Garuda diharapkan menjadi karya yang mampu menyentuh hati penonton sekaligus mendorong kesadaran untuk menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan bersahabat.