Teks Foto: Dari kiri Gus Din (Syafrudin Budiman SIP), M Rafik Perkasa Alamsyah, Tengkue Rina, Tanty Saragih dan Poeljangga saat ditemui di Kopi Luwak, Epicentrum, Rasuna Said, Jakarta, (15/05/2019). Foto: Istimewa.
Jakarta – Bagi masyarakat kita kehidupan seorang pengacara begitu prestise dan membanggakan. Tapi tahukah anda, kehidupan lawyer yang selalu terlihat glamor dan mewah itu terdapat sisi lain kehidupan seorang lawyer. Film The Lawyers Pokrol Bambu yang digarap sutradara Azar Fanny merupakan film pertama yang dirilis oleh besutan rumah produksi PT Erwin Kallo Films yang menyajikan latar belakang kehidupan profesi pengacara yang dikemas dalam sebuah cerita komedi satir, penuh humor dan menghibur.
Sederet artis populer ikut terlibat dalam produksi film rumah produksi baru ini yaitu Roy Marten, Dicky Candra, dan Rina Hasyim. Selain itu dihadirkan artis
Kartika Berliana, Tanty Saragih, Jerio Jeffry, Musdalifah Basri (komika), Tengku Rina, Poeljangga, Dika Anggara, Mugi Elman, Nayla Erwin, dan lainnya.
Sebelum gala premiere nya tanggal 16 Mei 2019, wartawan berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan para artis dan pendukung film The Lawyers Pokrol Bambu seperti Tengku Rina, Tanty Saragih, Poeljangga dan Ketua Umum DPP Al Maun, M. Rafik Perkasa Alamsyah yang mendukung kawannya Tengku Rina di Cafe Luwak, Kawasan Epicentrum, Rasuna Said, Jakarta, Rabu (15/05/2019).
“Di film The Lawyers Pokrol Bambu ini saya memerankan sosok Cessie yang berprofesi sebagai pengacara jalanan yang dalam kehidupan sehari-harinya mencari klien kesana kemari dengan bayaran ala kadarnya bisa berupa ayam atau sayur, malah sering terlilit hutang diwarung. Dalam film saya menangani kasus perceraian Nina Tanjung (Kartika Berliana dan Johan Nabawi (Jerio Jeffry). The Lawyers Pokrol Bambu sebuah film yang unik dan seru, pasti beda dengan film yang lain. Jadi jangan sampai tidak menonton, karena pasti menyesal,” kata Tengku Rina.
Di kesempatan yang sama aktor Poeljangga mengatakan film The Lawyers Pokrol Bambu menceritakan realita kehidupan seorang pengacara kelas bawah yang untuk menggapai cita-citanya harus melalui perjuangan keras.
“Dalam film ini saya berperan sebagai pengacara dari Tegal bernama Amar. Seorang pekerja keras, tekun, bersemangat dan humoris. Sosok Amar ini diceritakan sebagai pengacara pokrol bambu. Pada tempo dulu pokrol bambu diidentikan sebagai pengacara kelas bawah dimana dia harus mencari klien dan dibayar seadanya. Terkadang malah tidak dibayar,” tutur Poeljangga.
Senada dengan kedua rekannya, artis Tanty Saragih yang berperan sebagai Bu Tut di film The Lawyers Pokrol Bambu menyebut film ini sangat berkesan baginya setelah begitu lama absen dari dunia perfilman.
“Setelah saya menikah saya berhenti dari dunia film dan fokus mengurus keluarga. Ini menjadi film pertama saya setelah menikah. Padahal sebelum menikah saya sudah membintangi beberapa film. Dalam film ini berperan sebagai Bu Tut, sosok ibu kelas menengah kebawah dengan tampil mendayu-dayu yang hidupnya bermasalah. Agak susah gampang untuk memerankan karakter Bu Tut ini, dimana dalam film ini saya didatangi seorang pengacara pokrol untuk menangani kasus korban tabrak lari yaitu anak saya sendiri. Lucu yah mereka pengacara pokrol selalu ada dimanapun untuk mengejar kasus. Tujuannya sih baik untuk menolong dan menyelesaikan kasus anak saya,” ujar Tanty sambil tersenyum geli.
Sedangkan Ketua Umum DPP Al Maun, M. Rafik Perkasa Alamsyah mengatakan film The Lawyers Pokrol Bambu sangat layak ditonton karena penuh adegan komedi satire. Selain itu juga menyampaikan hal yang berkaitan dengan dunia advokat atau lawyer.
“Jelas menghiburlah, karena film ini penuh humor. Selain itu masyarakat diajak ingin tahu tentang kehidupan para advokat atau lawyer. Banyak pesan positif yang disampaikan film ini terutama yang berkaitan dengan kasus-kasus hukum. Jadi tak salah jika masyarakat Indonesia harus datang untuk film ini,” kata Rafik.
Laga Primere The Pokrol Bambu
Saat laga primere di XXI Kawasan Epicentrum, Rasuna Said, Jakarta, Rabu (15/05/2019), Tengku Rina selaku Cessi Siregar tampil menawan dengan gaun hitam. Saat ditanya, bagaimana kesan penampilan perdana film ini? Dia menjawab, saya sangat senang karena hasil film ini sangat sempurna dan penuh pesan-pesan sosial yang perlu diingat.
“Menjadi pengacara tidak mudah seperti yang dibayangkan, penuh perjuangan dan tantangan. Saya menampilkan peran terbaik untuk kesuksesan film ini. Terima kasih sudah menonton dan jangan lupa ajak yang lain,” pungkas perempuan asal Kota Medan ini.
Reporter
Syafrudin Budiman