Kabaripist.com-Ekspedisi Desa tangguh Bencana (Ekspedisi Destana 2019) akan segera dimukai tanggal Kamis, 11 Juli 2019, perjalanan akan dimulai dari Banyuwangi, Jawa Timur, meyusuri pantai selatan Jawa, menuju Jawa Tengah, Yogyakarta, kemudian ke Jawa Barat, Pangandaran, Garut dan nantinya akan berakhir di Banten pada 16 Agustus 2019.Hal ini dismpaikan oleh Lilik kurniawan selaku Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB,pada rabu,10 juli 2019 di Graha BNBP lt 14, Dijalan Pramuka kav 38 Jakarta Timur.
Ekspedisi Destana ini akan memotret kesiap siagaan desa terhadap ancaman tsunami, “karena seperti kita ketahui bahwa berdasarkan kajian risiko bencana Indonesia ada 5.744 desa/kelurahan berada di daerah rawan tsunami. mulai dari kelas rawan sedang dan tinggi. Desa-desa tersebut tersebar diantaranya 584 desa/kelurahan ada di selatan Jawa,” jelas Lilik Kurniawan, Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB. ”BNPB merespon dengan cepat, salah satunya dengan Ekspedisi Destana ini,” tambahnya.
Lebih jauh Lilik juga menjelaskan, soal tujuan dari kegiatan ini yang intinya adalah untuk meningkatkan kapasitas kesiap siagaan masyarakat dan juga aparat Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dalam mengupayakan kesiap siagaannya. Ekspedisi akan melibatkan berbagai pihak, secara nasional selain BNPB, juga didukung oleh Kementerian Desa, PUPR, BMKG, Kemensos, Kemendagri, di daerah akan melibatkan Bappeda, BPBD, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, kemudian elemen masyarakat akan di wakili oleh LSM, relawan, forum Lembaga usaha, dll. Kemudian pakar, peneliti, perguruan tinggi serta media.
Ekspedisi akan melibatkan lebih dari 200 orang peserta, peserta nantinya akan menyebar ke desa-desa, memberikan sosialisasi ke sekolah-sekolah, kemudian singgah dan tinggal beberapa hari di desa-desa, untuk membangun kesiap siagaan di tingkat desa, dengan berbagai kegiatan kreatif yang akan di gelar di tiap desa.
Seperti kita ketahui, berdasarkan hasil riset yang pernah dilakukan oleh beberapa ahli dari UPI, salah satunya Eko Yulianto, Iewat uji karbon menemukan deposit tsunami di pesisir Kulonprogo, Yogyakarta, berusia 300 tahun, atau diduga terjadi 1699. Deposit lebih tua ditemukan berusia 1.698 tahun, 2.785 tahun, dan 3.598 tahun. Deposit dengan usia lebih kurang sama ditemukan di Lebak, Banten hingga Cilacap, Jawa Tengah.Temuan ini menunjukkan, gempa besar dan tsunami dahsyat potensial di sepanjang wilayah ini. Artinya selatan pantai Jawa memiliki potensi tsunami yang sangat tinggi.
Peneliti LIPI juga akan ikut bergabung bersama tim Ekspedisi Destana ini, jadi ekspedisi ini merupakan strategi baru bagi BNPB, dimana berbagai latar belakang ilmu akan bertemu dalam satu kegiatan yang bertujuan satu yaitu memperkuat kemampuan masyarakat dalam kesiap siagaan menghadapi ancaman tsunami. Jelas Lilik.
Rencananya Ekspedisi ini akan mengahsilkan buku bunga rampai proses perjalanan, film dokumentasi serta foto-foto, yang nantinya akan diluncurkan pada bulan Oktober, saat Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2019 di selenggarakan di Belitung. Buku dan film hanya salah satunya Vang dapat dijadikan bahan pelajaran bagi semua pihak.tutupnya.
Reporter
4Liv