Bogor Kab – kabaripost
Pernyataan Menteri Desa (Mendes) Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Yandri Susanto, terkait tudingan adanya dugaan pemerasan oleh LSM dan WARTAWAN BODREK terhadap dana desa yang disampaikan dalam sebuah acara sosialisasi, Sabtu (1/2-2025), di kanal YouTube Kementerian Desa, dapat berdampak memicu generalisasi berbahaya dan sangat berpotensi pada pelecehan profesi wartawan dan LSM.( Minggu, 2 jan 2025 )
Dalam Video Dimenit ke 56.10 detik dalam stetmen nya Yandri Susanto Selaku Mendes PDTT mengatakan,
“Karena gini pak jenderal Fadil Imran, yang paling banyak ganggu kepala desa itu ada dua, yaitu LSM dan WARTAWAN BODREK dan mereka muter itu,hari ini mereka kekepala desa ini minta duit dapet satu juta bayangkan kalau ada 300 desa berarti 300 jt, kalah gaji kemendes,gaji menteri kalah itu dapat 300 jt ya kan, nah oleh karena itu mungkin kepada pihak kepolisian dan kejaksaan mohon juga ini ditertibkan kalau perlu ditangkap aja itu pak polisi, LSM dan Yang apa itu namanya WARTAWAN BODREK yang menggangu para kepala desa untuk bekerja,ungkapnya.
Terpisah, Saat dikonfirmasi melalui siaran persnya Aliv Simanjuntak selaku ketua Umum Aliansi Insan Pers Bogor Raya ( AIPBR) angkat bicara terkait pelecehan yang dilontarkan Yandri Susanto selaku Mendes PDTT,
“Seharusnya Mendes Yandri harus memiliki kata lebih bijak lagi dalam menjustifikasi profesi siapapun dengan kata oknum, sehingga hal ini tidak menimbulkan Banyak pihak yang merasa bahwa pernyataan Mendes tersebut tidak hanya menyinggung profesi wartawan dan LSM, tetapi juga menghina dan merendahkan peran mereka dalam memantau dan mengawasi kinerja pemerintahan.
“Pernyataan Menteri Desa tersebut sangat tidak tepat dan tidak profesional,“Kami salaku organisasi Pers ( Wartawan – Red ) memiliki peran penting dalam memantau dan mengawasi kinerja pemerintahan, dan tidak pantas tentunya profesi kami disanding atau disematkan dengan kata tersebut sebagai ‘BODREK’.”
LSM juga mengeluarkan pernyataan yang sama pastinya, menyatakan bahwa pernyataan Menteri Desa tersebut tidak hanya menyinggung profesi mereka sebagai lembaga sosial kontrol, tetapi juga menghina dan merendahkan peran mereka dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat.
“Copot ! Menteri Sontoloyo yang bermental macam begini pak presiden,karena sangat berbahaya bagi demokrasi dan sungguh tidak layak dilanjutkan menjabat sebagai Menteri,Ujar Aliv Simanjuntak yang juga berperan aktif dalam hal pencegahan korupsi diberbagai seminar,
Aliv menegaskan, Karena sudah menjadi rahasia umum, bahwa jika ada pejabat yang alergi terhadap kritik dan sosial kontrol Pers maupun LSM bisa diduga kuat oknum model begitu merupakan sosok bermental bobrok dan bagian dari kejahatan yang dikritisi,
Oleh karena itu sebagai penutup, Aliv Simanjuntak menyuarakan agar Ketum PAN Zulkifli Hasan harus ikut bertanggung Jawab atas kelakuan anak buahnya guna menarik mundur Yandri Susanto dari kabinet KIM,dan menggantikan kepada kader nya yang lain,selanjutnya dengan penuh harapan kepada Presiden H.Prabowo Subianto agar segera mencopot mendes Yandri Susanto dari Kabinetnya agar hal ini tidak menjadi isu nasional dan tidak melebar kemana-mana, Pungkas Aliv Simanjuntak dalam siaran pers dikantornya.